“Sendirian aja dhek
Lia? Masnya mana?”, sebuah pertanyaan tiba-tiba mengejutkan aku yang
sedang mencari-cari sandal sepulang kajian tafsir Qur’an di Mesjid
komplek perumahanku sore ini. Rupanya Mbak Artha tetangga satu blok yang
tinggal tidak jauh dari rumahku. Dia rajin datang ke majelis taklim di
komplek ini bahkan beliaulah orang pertama yang aku kenal disini, Mbak
Artha juga yang memperkenalkanku dengan majelis taklim khusus Ibu-ibu
dikomplek ini. Hanya saja kesibukan kami masing-masing membuat kami
jarang bertemu, hanya seminggu sekali saat ngaji seperti ini atau saat
ada acara-acara di mesjid. Mungkin karena sama-sama perantau asal Jawa,
kami jadi lebih cepat akrab.
“Kebetulan Mas Adi
sedang dinas keluar kota mbak, Jadi Saya pergi sendiri”, jawabku sambil
memakai sandal yang baru saja kutemukan diantara tumpukan sandal-sendal
yang lain. “Seneng ya dhek bisa datang ke pengajian bareng suami, kadang
mbak kepingin banget ditemenin Mas Bimo menghadiri majelis-majelis
taklim”, raut muka Mbak Artha tampak sedikit berubah seperti orang yang
kecewa. Dia mulai bersemangat bercerita, mungkin lebih tepatnya
mengeluarkan uneg-uneg.(Sumber : http://bundanaila.blogspot.com)
0 komentar:
Posting Komentar